Saturday, December 3, 2016

Preeclampsia keracunan kehamilan

Preeclampsia keracunan kehamilan


preeclampsia1Preeclampsia (pre-e-klam-si-a) atau toxemia , adalah suatu gangguan yang muncul pada masa kehamilan, umumnya terjadi pada usia kehamilan di atas 20 minggu. Gejala-gejala yang umum adalah tingginya tekanan darah, pembengkakan yang tak kunjung sembuh dan tingginya jumlah protein di urin.
Preeclampsia sering terjadi pada kehamilan pertama dan pada wanita yang memiliki sejarah preeclampsia di keluarganya. Resiko lebih tinggi terjadi pada wanita yang memiliki banyak anak, ibu hamil usia remaja, dan wanita hamil di atas usia 40 tahun. Selain itu, wanita dengan tekanan darah tinggi atau memiliki gangguan ginjal sebelum hamil juga beresiko tinggi mengalami preeclampsia . Penyebab sesungguhnya masih belum diketahui.

DETEKSI PREECLAMPSIA
Tidak ada uji khusus untuk mendiagnosa preeclampsia . Pemeriksaan tekanan darah yang rutin dapat membantu mendeteksi adanya preeclampsia karena peningkatan tekanan darah yang drastis setelah usia kehamilan di atas 20 minggu (sistolik di atas 140 mmHg dan diastolik 90 mmHg; atau peningkatan 30 mmHg untuk sistolik dan 15 mmHg untuk diastolik) merupakan pertanda awal kemungkinan terjadinya preeclampsia . Melalui tes urin dapat dideteksi adanya kandungan protein di urin (proteinuria ). Jika terdeteksi, sebaiknya seringlah mengunjungi dokter sekurang-kurangnya sekali seminggu.
liat-tensi
deteksi dini preeclampsia
RESIKO PREECLAMPSIA UNTUK IBU DAN BAYI
Ibu hamil yang mengalami preeclampsia berisiko tinggi mengalami keguguran, gagal ginjal akut, pendarahan otak, pembekuan darah intravaskular, pembengkakan paru-paru, kolaps pada system pembuluh darah, dan eclampsia , yaitu gangguan tahap lanjutan yang ditandai dengan serangan toxemia yang bisa berakibat sangat serius bagi ibu dan bayinya.
Pada bayi, preeclampsia dapat mencegah plasenta (jalur penyaluran udara dan makanan untuk janin) mendapat asupan darah yang cukup, sehingga bayi bisa kekurangan oksigen ( hypoxia ) dan makanan. Hal ini dapat menimbulkan rendahnya bobot tubuh bayi ketika lahir dan juga menimbulkan masalah lain pada bayi, seperti kelahiran prematur sampai dengan kematian pada saat kelahiran ( perinatal death ).
Tetapi banyak wanita penderita preeclampsia tetap melahirkan bayi yang sehat. Hal ini karenapreeclampsia dapat dideteksi lebih awal apabila calon ibu rajin merawat kehamilannya.
CARA MENGATASI PREECLAMPSIA
Apabila Anda mengalami preeclampsia , melahirkan adalah cara yang paling tepat untuk melindungi Anda dan bayi Anda. Tapi hal ini tidak selalu harus dilakukan, karena bisa jadi bayi Anda terlalu dini untuk dilahirkan.
Apabila kelahiran tidak memungkinkan karena usia kandungan yang terlalu dini, ada beberapa langkah yang bisa diambil untuk mengatasi preeclampsia sampai bayi dinyatakan cukup umur untuk bisa dilahirkan. Langkah-langkah tersebut meliputi penurunan tekanan darah dengan cara istirahat total (bed-rest ) atau dengan obat-obatan, dan perhatian khusus dari dokter. Pada beberapa kasus, bisa jadi diperlukan opname di rumah sakit.
Salah satu cara mengendalikan tekanan darah ketika Anda tidak sedang hamil adalah dengan membatasi jumlah garam pada makanan Anda. Namun hal ini bukanlah ide bagus apabila Anda mengalami hipertensi pada saat hamil. Tubuh Anda membutuhkan garam untuk menjaga aliran cairan tubuh, jadi Anda tetap membutuhkan asupan garam dalam jumlah normal. Dokter Anda akan menginformasikan berapa banyak jumlah garam yang Anda butuhkan perhari dan berapa banyak jumlah air yang harus anda minum tiap harinya.
Dokter anda mungkin akan memberikan aspirin atau tambahan kalsium untuk mencegah preeclampsia . Dokter mungkin juga akan menyarankan Anda untuk berbaring pada sisi kiri anda saat anda beristirahat. Hal ini akan meningkatkan aliran darah dan mengurangi beban pembuluh darah besar Anda. Banyak dokter memberikan magnesium sulfat selama proses melahirkan dan beberapa hari setelah melahirkan untuk mencegah eclampsia .
GEJALA-GEJALA PREECLAMPSIA
Apabila Anda sedang hamil dan mengalami gejala-gejala seperti di bawah ini, segeralah hubungi dokter anda :
Sakit kepala yang parah
Muntah darah
Pembengkakan yang berlebihan pada kaki dan tangan
Jumlah urin yang sedikit atau tidak ada urin
Kencing disertai darah
Denyut jantung yang cepat
Pusing
Mual berlebihan
Telinga berdengung
Muntah berlebihan
Mengantuk
Demam
Penglihatan ganda
Penglihatan buram
Kebutaan tiba-tiba
Nyeri pada perut
“Preeclampsia” adalah suatu kondisi yang dapat mempengaruhi banyak sistem pada tubuh dan ditandai dengan tekanan darah tinggi dan protein di dalam urin (yang menunjukkan gangguan ginjal). Kondisi tersebut terjadi pada sebanyak 8 persen kehamilan dan bertanggung jawab atas sebanyak 15 persen dari 500.000 kematian yang berhubungan dengan kehamilan di seluruh dunia setiap tahun.
Dr. Allen A. Mitchell, dari Boston University, dan rekannya mempelajari lebih dari 5.000 perempuan yang melahirkan bayi antara 1998 dan 2006. Dalam waktu 6 bulan setelah melahirkan, perempuan itu diwawancarai mengenai “sosiodemografik” dan faktor medis, termasuk tekanan darah tinggi selama kehamilan, preeclampsia dan perawatan kesuburan.
Jika terjadi `preeclampsia` maka baik sang jabang bayi dan sang ibu hamil sama-sama menghadapi resiko kematian.
Kasus `Preeclampsia` terjadi saat aliran nutrisi pada rahim ibu hamil mengalami kontraksi yang membuat aliran darah dan oxigen menjadi terhambat.
Kasus `Preeclampsia` biasanya terjadi di akhir masa kehamilan yang sekaligus membuat tekanan darah menjadi tinggi.
Sejauh ini belum ada penelitian yang mampu mengungkapkan bagaimana proses terjadinya `Preeclampsia` dan belum ada terapi yang efektif untuk menghindarkan kejadian ini.
`Preeclampsia` diperkirakan setidaknya menewaskan 76.000 wanita dan bayi diseluruh dunia setiap tahunya.
Di AS diperkirakan 8 persen terjadi pada kehamilan dan diperkirakan 15 bayi terkena kasus ini yang membuat mereka lahir prematur.
Suplemen vitamin C dan E biasanya diberikan pada wanita hamil yang setiap bulanya rutin melakukan pemeriksaan.
Para dokter kebidanan memberikan kedua suplemen itu sebagai upaya untuk membantu menghindarkan terjadinya `Preeclampsia`.
Dr. Arun Jeyabalan seorang ahli kebidanan dari `the University of Pittsburgh School of Medicine` (AS) yang tidak terlibat dalam penelitian ini memiliki keyakinan sendiri dimana ia menyarankan agar para dokter tidak memberikan kedua suplemen itu kepada para wanita hamil.
“Berdasarkan informasi yang kami miliki, saya tidak merekomendasikan tambahan suplemen vitamin C dan E kepada para wanita hamil,’ saran Dr. Arun Jeyabalan.

Go to link Download